Kamis, 01 Februari 2018

Aku Bisa

Kalian tahu apa yang bisa lebih berharga dari pada sekedar emas dan permata? Menurutku, kebanggaan orang tuaku memilikki aku sebagai buah hati mereka adalah hal yang lebih berharga. Menyadari diriku yang selama ini selalu mengusahakan yang terbaik untuk mereka adalah sesuatu yang Puji Tuhan bisa memberikan semangat di pertengahan pekan yang begitu berat untuk dijalani. Kekhawatiran mereka dapat ku bayar dengan semua prestasi yang aku ciptakan. Dengan tidak mengurangi rasa rendah hati yang harus dimilikki setiap manusia beriman, bukannya sombong tapi kembali dengan rasa syukur yang tiada tara, aku dapat menyelesaikan tiap tahap jenjang pendidikanku dengan tepat waktu. Satu Tahun untuk Taman Kanak-Kanak, Enam tahun untuk Sekolah Dasar, tiga tahun untuk Sekolah Menengah Pertama, 3 tahun untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan empat tahun untuk Jenjang Strata Satu.
Semua upaya dan rencanaku tidak akan seberhasil ini jika aku mengandalkan kekuatanku sendiri. Aku sadar tidak akan ada kesuksesan tanpa ada campur tangan Tuhan. Tidak akan bisa tanganku meraih rencana-rencana ku tanpa Tuhan mengangkatku lebih tinggi.

Beberapa tahun belakangan adalah masa tersulit untukku. Aku banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, lebih rajin daripada mengikuti jam kuliahku. Aku bisa tiba-tiba izin kuliah cuma untuk menghadiri latihan nyanyi. Aku bisa membuat tanggal merahku terasa hampir setiap hari hanya untuk menghadiri rapat panitia, dan lain-lain. Tapi satu hal yang selalu ku ingat, selama jalurnya positif, selama apa yang aku perbuat didasari iman untuk memegahkan nama Tuhan ku dan menjadikan itu sebagai semangat positifku membahagiakan kedua orang tuaku, jerih payahku tidak akan pernah sia - sia. 

Bukan hal yang mudah untuk mengejar nilai - nilai yang ambruk sehabis ditinggal latihan nyanyi. Bukan hal yang mudah untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan seperti "Loh, kamu masih kuliah?? Kok gapernah muncul??". Pertanyaan paling kasar yang pernah ku dengar di bangku kuliah. Aku bukan seseorang yang pandai dalam hal akademis. Tapi satu hal, dalam usaha dan upaya, kalian boleh mengujiku. Aku tidak malu berjalan dari rumah ke rumah dengan mama untuk menjual kue enak buatan mama. Aku tidak malu menelusuri jalan dengan papa untuk menemani beliau mencari pekerjaan. Aku tidak malu untuk mencoba sekecil apapun kemungkinan yang akan aku dapatkan. 

Sampai aku tiba di detik ini. Kuliahku selesai, pekerjaanku belum bisa dibilang berhasil tapi setidaknya aku berhasil lolos dari pertanyaan "kamu kerja dimana?". Aku mensyukuri setiap jejak kaki yang ku buat selama hidupku. Bersyukur atas semua orang yang menyaksikan jatuh-bangunnya aku. Serta, mensyukuri kamu yang selalu menggenggam tanganku seperti disengaja Tuhan. Ia membiarkan kamu jadi yang pertama tau. Aku mencintai kamu.

2017 telah berlalu. Kiranya usaha kita tidak berlalu begitu saja.

Salam kenal 2018, aku Putri Injilriana Wulan Karundeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar